Able Logo

Berita

Unggulan

news

Fintech

Mengatasi "Dinding Tak Terlihat": Bagaimana QRIS Mendorong Inklusi Keuangan Massal

Jakarta - Salah satu faktor terbesar di balik ledakan adopsi QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) bukanlah kecepatan atau teknologi canggihnya semata, melainkan kemampuannya dalam mengatasi "dinding tak terlihat" yang selama ini menghalangi akses masyarakat luas terhadap sistem keuangan formal. Keberhasilan QRIS terletak pada visinya: menjadi solusi yang memang dirancang untuk pasar berkembang. Sebelum era QRIS, sistem pembayaran berbasis kartu kredit dan EDC (Electronic Data Capture) menciptakan pembatasan yang signifikan. Tingginya biaya pemasangan terminal dan beban Merchant Discount Rate (MDR) yang mencapai 2,5% menjadikan sistem ini sebagai kemewahan yang sulit dijangkau oleh jutaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Membuka Akses bagi Jutaan UMKM Kenyataan di Indonesia menunjukkan bahwa lebih dari separuh populasi dewasa berada dalam kategori underbanked—mereka memiliki keterbatasan akses terhadap layanan perbankan penuh. Kartu kredit dan layanan perbankan konvensional lainnya menjadi barang mewah, meninggalkan pasar yang sangat besar tanpa solusi pembayaran digital yang memadai. QRIS hadir sebagai jawaban revolusioner. Dengan biaya transaksi yang sangat rendah, hanya 0,3% untuk usaha mikro, dan tanpa memerlukan perangkat keras mahal, QRIS mendemokratisasi pembayaran digital. Kini, pedagang sate di pinggir jalan, kios kecil, hingga warung kelontongan dapat menerima pembayaran non-tunai hanya dengan mencetak satu kode QR sederhana. Inilah yang menjadi kunci inklusi: sistem yang mudah diakses dan berbiaya rendah. QRIS tidak hanya menyediakan teknologi yang lebih baik, tetapi juga solusi yang tepat untuk pasar yang tepat. Keberhasilan ini terbukti dengan lebih dari 55 juta merchant yang terdaftar, di mana 92% di antaranya adalah usaha kecil. Komitmen Able Remittance dalam Ekosistem Inklusif Kehadiran QRIS memperkuat ekosistem keuangan yang inklusif, yang sejalan dengan misi PT Able Remittance. Kami percaya bahwa kemudahan akses harus berlaku tidak hanya untuk transaksi domestik, tetapi juga untuk transfer dana lintas batas. Dengan infrastruktur yang memungkinkan layanan remitansi yang efisien dan terjangkau, kami berkomitmen untuk memastikan bahwa manfaat digitalisasi, yang dipelopori oleh QRIS, juga dirasakan oleh individu dan UMKM dalam skala global. Kami berupaya menjembatani kebutuhan transfer uang antar negara secara aman dan cepat, melengkapi upaya inklusi yang telah dibangun oleh Bank Indonesia.

admin

2025-12-08

Lainnya

Fintech

news

Fintech

Mengatasi "Dinding Tak Terlihat": Bagaimana QRIS Mendorong Inklusi Keuangan Massal

Jakarta - Salah satu faktor terbesar di balik ledakan adopsi QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) bukanlah kecepatan atau teknologi canggihnya semata, melainkan kemampuannya dalam mengatasi "dinding tak terlihat" yang selama ini menghalangi akses masyarakat luas terhadap sistem keuangan formal. Keberhasilan QRIS terletak pada visinya: menjadi solusi yang memang dirancang untuk pasar berkembang. Sebelum era QRIS, sistem pembayaran berbasis kartu kredit dan EDC (Electronic Data Capture) menciptakan pembatasan yang signifikan. Tingginya biaya pemasangan terminal dan beban Merchant Discount Rate (MDR) yang mencapai 2,5% menjadikan sistem ini sebagai kemewahan yang sulit dijangkau oleh jutaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Membuka Akses bagi Jutaan UMKM Kenyataan di Indonesia menunjukkan bahwa lebih dari separuh populasi dewasa berada dalam kategori underbanked—mereka memiliki keterbatasan akses terhadap layanan perbankan penuh. Kartu kredit dan layanan perbankan konvensional lainnya menjadi barang mewah, meninggalkan pasar yang sangat besar tanpa solusi pembayaran digital yang memadai. QRIS hadir sebagai jawaban revolusioner. Dengan biaya transaksi yang sangat rendah, hanya 0,3% untuk usaha mikro, dan tanpa memerlukan perangkat keras mahal, QRIS mendemokratisasi pembayaran digital. Kini, pedagang sate di pinggir jalan, kios kecil, hingga warung kelontongan dapat menerima pembayaran non-tunai hanya dengan mencetak satu kode QR sederhana. Inilah yang menjadi kunci inklusi: sistem yang mudah diakses dan berbiaya rendah. QRIS tidak hanya menyediakan teknologi yang lebih baik, tetapi juga solusi yang tepat untuk pasar yang tepat. Keberhasilan ini terbukti dengan lebih dari 55 juta merchant yang terdaftar, di mana 92% di antaranya adalah usaha kecil. Komitmen Able Remittance dalam Ekosistem Inklusif Kehadiran QRIS memperkuat ekosistem keuangan yang inklusif, yang sejalan dengan misi PT Able Remittance. Kami percaya bahwa kemudahan akses harus berlaku tidak hanya untuk transaksi domestik, tetapi juga untuk transfer dana lintas batas. Dengan infrastruktur yang memungkinkan layanan remitansi yang efisien dan terjangkau, kami berkomitmen untuk memastikan bahwa manfaat digitalisasi, yang dipelopori oleh QRIS, juga dirasakan oleh individu dan UMKM dalam skala global. Kami berupaya menjembatani kebutuhan transfer uang antar negara secara aman dan cepat, melengkapi upaya inklusi yang telah dibangun oleh Bank Indonesia.

admin

2025-12-08
news

Fintech

PPATK Perketat Pengawasan, Blokir Ribuan Rekening Dormant

PPATK Perketat Pengawasan, Blokir Ribuan Rekening Dormant Guna Berantas Judi Online dan Tindak Pidana Lainnya Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menunjukkan keseriusannya dalam memberantas aktivitas ilegal di ranah finansial dengan melakukan pemblokiran terhadap ribuan rekening yang tergolong tidak aktif atau dormant. Langkah ini dipandang sebagai upaya preventif yang signifikan untuk mencegah penyalahgunaan rekening-rekening tersebut dalam berbagai tindak pidana, dengan fokus utama pada pemberantasan praktik perjudian daring (online) yang semakin meresahkan. Kepala PPATK, Ivan Yustiavandana, mengungkapkan temuan yang mencengangkan selama tahun 2024. Pihaknya berhasil mengidentifikasi lebih dari 28.000 rekening yang kuat dugaan digunakan sebagai penampung dana hasil transaksi judi online. Lebih lanjut, PPATK juga menemukan indikasi maraknya praktik jual beli rekening, di mana pihak-pihak tertentu memperjualbelikan rekening bank kepada pelaku judi online untuk menyamarkan jejak transaksi ilegal mereka. Keputusan PPATK untuk memblokir rekening-rekening dormant ini didasari oleh beberapa pertimbangan penting: Potensi Penyalahgunaan yang Tinggi: Rekening yang lama tidak aktif menjadi sasaran empuk bagi pelaku kejahatan. Kurangnya aktivitas pada rekening tersebut seringkali membuat pemiliknya tidak menyadari apabila rekeningnya telah diambil alih atau disalahgunakan untuk transaksi ilegal. Menutup Celah Judi Online: Praktik jual beli rekening menjadi salah satu modus operandi utama dalam bisnis judi online. Dengan memblokir rekening-rekening dormant, PPATK berupaya untuk menutup celah ini dan mempersulit para bandar serta pemain judi online dalam melakukan transaksi. Mencegah Tindak Pidana Lainnya: Selain judi online, rekening dormant juga berpotensi digunakan untuk tindak pidana lainnya seperti penipuan, pencucian uang, hingga pendanaan terorisme. Langkah pemblokiran ini diharapkan dapat mempersempit ruang gerak para pelaku kejahatan secara umum. Efektivitas Pencegahan: Dibandingkan dengan tindakan represif setelah terjadinya tindak pidana, pemblokiran rekening dormant dianggap sebagai langkah pencegahan yang lebih efektif. Tindakan ini dapat memutus mata rantai transaksi ilegal sebelum dana tersebut digunakan lebih lanjut. Langkah tegas PPATK ini menunjukkan komitmen lembaga tersebut dalam menjaga integritas sistem keuangan negara dan melindungi masyarakat dari dampak negatif berbagai tindak pidana, khususnya kejahatan terorganisir seperti judi online. Diharapkan, tindakan ini dapat memberikan efek jera bagi para pelaku dan mempersempit ruang gerak aktivitas ilegal di dunia maya.

admin

2025-05-08

Menginvestasikan